Sejarah pabrik karung Delanggu


Pabrik Karung Delanggu memang terletak dipusat kota. Letaknya sangat strategis yaitu 10 m dari jalan Solo-Yogya. Melihat dari letaknya pastilah kita sudah bisa menebak seberapa penting bangunan tersebut dimasa lalu. Namun saat menengok kedalam kita hanya bisa melihat kumpulan rumah-rumah tua tak berpenghuni dengan halaman yang sudahditumbuhi semak dan ilalang. Bangunan ini kental dengan aksen belanda. Dengan bentuk segi lima untuk beranda depan, Jendela yang besar dan bangunan yang tinggi.Saat menyusurijalanana ini di ujung jalan tersapat sebuah bangunan besar. Inilah pabrik karung Goni Delanggu Yang terkenal itu.Namun kondisi pabrik ini sudah sangat menghawatirkan. Walaupun bangunanya masih megah berdiri namun tidak ada upaya untuk merawat. “Dulu saya ditugaskan untuk menggempur dua cerobong asap di pabrik ini. Sangat sulit untuk menggempurnya. Cerobongnya tinggi dan batu batanya besar-besar. berbeda dengan batu bata saat ini.” Kata Pak Naryo. menelisik kebelakang banyak. Bangunan Pabrik ini merupakanbangunan yang sangat penting. Banyak peristiwa sejarah yang terjadi di lingkungan pabrik.Pada awalnya pabrik karung goni adalah sebuah pabrik gula yang didirikan pada tahun 191. Bangunan pabrik ini cukup luas dengan dua cerobong besar yang menjulang kelangit. Selain bangunan pabrik yang besar terdapat banyak bangunan rumah yang diperuntukan untuk pegawai-pegawai pabrik.Pendirian pabrik karung ini bertujuan untuk mempermudah produksi gula, dikarenakan didaerah Delanggu dan sekitarnya memiliki perkebunan tebu yang cukup luas. Pada tahun 1871 luas perkebunan ditaksir sekitar 404 bau yang menghasilkan tebu sekitar 16. 183 pikul Dengan luas dan melimpahnya hasil tebu maka diperlukan sebuah pabrik yang mampu menampung dan mengolah hasil perkebunan ini.Pada tahun 1930-an terjadi penurunan pasaran gula di Eropa. Hal ni berimbas pula terhadap produksi gula di Indonesia. Hasil produksi gula yang melimpah namun tidak terdapat pasar untuk memasarkanya menyebabkan kebangkrutan pabrik gula belanda ini. Sehingga pada tahun 1933 pabrik ini ditutup. Pemerintahan colonial mengalih fungsikan bangunan pabrik ini menjadi pabrik Karung goni Perubahan fungsi ini juga mengakibatkan perubahan pola tanaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar